BEIJING – Gempa bumi dahsyat melanda Tibet pada Selasa, menewaskan sedikitnya 32 orang dan membuat banyak orang terlantar, serta memicu puluhan gempa susulan di Tiongkok barat dan di sepanjang perbatasan dengan Nepal.
Sebanyak 38 orang lainnya terluka, kata Kantor Berita resmi Xinhua, mengutip markas besar bantuan bencana regional.
Departemen Manajemen Darurat mengatakan sekitar 1.500 petugas pemadam kebakaran dan penyelamat dikerahkan untuk mencari orang-orang di reruntuhan.
Survei Geologi AS mengatakan gempa tersebut berkekuatan 7,1 skala Richter dan relatif dangkal pada kedalaman sekitar 10 kilometer (6 mil). China mencatat kekuatan sebesar 6,8.
Pusat gempa berada sekitar 75 kilometer (50 mil) timur laut Gunung Everest, yang melintasi perbatasan. Wilayah ini aktif secara seismik, dengan lempeng India dan Eurasia bertabrakan, menyebabkan pegunungan Himalaya naik dengan kekuatan yang cukup untuk mengubah ketinggian beberapa puncak tertinggi di dunia.
Pusat Jaringan Seismologi Tiongkok mengatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa ketinggian rata-rata daerah di sekitar pusat gempa adalah sekitar 4.200 meter (13.800 kaki).
Stasiun penyiaran negara CCTV mengatakan beberapa komunitas berada dalam jarak 5 kilometer (3 mil) dari pusat gempa, yaitu 380 kilometer (240 mil) dari ibu kota Tibet, Lhasa, dan sekitar 23 kilometer (14 mil) dari kota terbesar kedua di kawasan itu. Kota ini disebut Shigatse dalam bahasa Cina.
Di ibu kota Nepal, Kathmandu, sekitar 230 kilometer (140 mil) jauhnya, gempa bumi membangunkan warga dan memaksa mereka meninggalkan rumah dan turun ke jalan. Tidak ada informasi yang tersedia mengenai daerah pegunungan terpencil di Nepal dekat pusat gempa.
USGS mengatakan gempa hari Selasa terjadi di daerah yang telah mengalami 10 gempa bumi berkekuatan 6 atau lebih dalam satu abad terakhir.
Penulis Associated Press Binaj Gurubacharya di Kathmandu, Nepal, dan peneliti Yu Bing di Beijing berkontribusi pada laporan ini.