Presiden AS diperkirakan akan mengumumkan keputusannya untuk memblokir usulan penjualan perusahaan baja Pittsburgh pada hari Jumat.
Menurut laporan media AS, Presiden AS Biden telah memutuskan untuk memblokir proposal Nippon Steel Corporation Jepang untuk mengakuisisi US Steel.
Biden diperkirakan akan mengumumkan pada hari Jumat bahwa ia akan membatalkan penjualan senilai $14,9 miliar dengan alasan keamanan nasional, menurut laporan di The New York Times, The Washington Post dan Bloomberg, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Keputusan Biden diambil setelah Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat bulan lalu gagal mencapai konsensus mengenai kemungkinan risiko keamanan nasional dari perjanjian tersebut, hanya beberapa minggu sebelum ia menyerahkan kendali Gedung Putih kepada Presiden terpilih Trump.
Biden diperkirakan akan memblokir penjualan perusahaan baja yang berbasis di Pittsburgh itu ke Jepang, produsen baja terbesar di Jepang, karena ia menentang usulan tersebut selama kampanye pemilihannya kembali.
Trump, yang mulai menjabat pada 20 Januari, juga menentang kesepakatan tersebut, dan menyebut usulan penjualan tersebut sebagai “hal yang buruk.”
Rencana penjualan tersebut dipandang sebagai isu utama pemilu di negara bagian Pennsylvania, yang beralih dari Trump ke Biden pada tahun 2020 dan kembali ke Trump pada bulan November.
United Steelworkers (USW) melakukan lobi keras terhadap penjualan tersebut, dengan menyebutnya “tidak lebih dari keserakahan perusahaan yang menjual pekerja Amerika dan membahayakan masa depan jangka panjang industri baja dalam negeri dan keamanan nasional kita.”
Berdasarkan usulan penjualan, yang sangat didukung oleh pemegang saham US Steel, perusahaan gabungan tersebut akan menjadi salah satu produsen baja terbesar di dunia.
US Steel akan menjadi anak perusahaan Nippon Steel Corp. tetapi tetap mempertahankan nama dan kantor pusatnya di Pittsburgh.
Keputusan Biden dapat memperburuk hubungan dengan Jepang.
Mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, Reuters melaporkan bahwa Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menulis surat kepada Biden pada November tahun lalu, memintanya untuk menyetujui perjanjian tersebut guna menghindari kerusakan hubungan antara kedua pihak.